KUMPULAN PUISI

Rabu, 05 Agustus 2009
Jasman al-Mandary


MELEPAS ASA
untukmu kutembangkan lagu
tentang asa dan rindu
yang selalu datang bercumbu
padaku

untukmu kupintakan doa
pada setiap malam yang ada
dalam resah yang berkelana
hanya untuk satu nama

untukmu kurelakan harap
saat letih datang mendekap
hingga mimpi berakhir lara
dan penantian tinggallah duka

Makassar, 30 Agustus 08

Kau Tak Pernah Tau

Engkau datang lagi
dengan kepedihan
Seakan saga
Yang siap menoreh nadi

Dan langkahku begerak
Bebas menuju
Kasih yang berarak-arak
Menembus pagarku
Sementara
Lagu itu tetap berdengung
Melelap jiwaku
Yang serasa makin suwung
Ah,negeri maya
Bawalah aku serta
Bersama kelepak asa
Yang makin binasa

Kematian Senja
senja telah mati?
dalam pekik sunyi nelayan pantai
terkurung bersama ribuan camar tua
yang terluka

senja telah mati?
dalam buaian ombak samudera
saat malam menjerat tepian dermaga
sebelum bulan menunaikan janji-janji

senja telah mati?
pukul lima tadi
maka tolong katakan padaku
akankah esok hari kutunggu

KIDUNG
Tergantung aku dalam redup yang menyayat
hinggap dalam maya nan jingga
langkah ini memang pelan terasa
hingga ujung aku tak tahu akan terjalani
sayup-sayup suara itu hinggap
membelah redup dan tebarkan harapan
memang jauh suara itu namun begitu jelas
dingin terasa membasuh kepenatan
seakan kesepian berlalu sudah
hadirnya merubah jalan
hadirnya bekukan kemunafikan
dan hadirnya adalah jembatan cintaku
kusadari aku adalah rapuh
suara itu masih terdengar
semakin lama semakin terasa itulah cintaku yang ku yakini
itulah kidungku yang akan menemani aku
hingga ujung perjalanan

Purnama Itu Adalah....
kau adalah purnama yang menyapa
ditengah gulita yang pekat
kini sinarmu merajai kalbu
sahaja dan sederhana melepas tawa
kata yang terucap membasuh kering
menutup retak-retak kemarau
dan cahaya itu mengusir kelabu
yang mengubur rasa dari hasrat
kehidupan kau rengguk dengan pejam
kenyataan adalah keyakinan
aku harus tepikan rasa ini
karena kau adalah beda
wajah itu sudah milikku
aku mungkin saja hanyut
namun aku tak akan tengelam
sinarilah terus purnamaku
hati kan menyambut gemulai
bawalah angkuhku melebur
berasama gulita yang bisu
aku sambut hadirmu
berenanglah, berlayarlah, terbangkanlah
aku kan hanyut ..........
tapi jangan tenggelamkan.

BLONGKOT
raja itu adalah aku
kurajai semua cinta
karena semu adalah buta
tanpa raja itu aku pecundang
bukankah pecundang akan dijahui
oleh semua ,juga cinta
maka ...akulah raja itu
bukan kau..........
Bukan dia............
Tapi aku...............
Blongkot............

SAHABATKU
aku tahu kesedihan adalah rasa
dalam... dan berenang memaki
kesedihan itu cambuk
jua duri yang menusuk dan akan membuat kamu lebih dewasa
menikam sakit membuat gigil,terpasung dan tersiksa
kepergian seseorang yang kita cintai memang kepahitan namun lebih mulia keihklasan kita tebar menjubahi jiwa kita
mewangi dan akan membasuh luka kita
kupersembahkan
untuk mu
: my friend

Hai.........
tawamu, adalah puisi jingga
yang kujilati keindahanya.
wangimu bersatu dalam ceria
kesedihan kau ubah laksana bahagia
teruskan mimpimu.......
raih angan dengan segala asamu
biarkan senyum itu sembunyi di bibirmu
aku yakin sang pencinta akan ragu meninggalkanmu
awal dari keindahan telah kau lukis
mengais mimpi yang ada dan nyata
namun sobat jangan sampai kau terjatuh
karena jatuh itu sakit dan menyakitkan
kutunggu tawamu walau jauh terdengar
kupersembahkan
untuk
semua teman-temanku

HILDA
hilda kecilmu adalah anugerah terindah yang kau miliki
buah cinta yang kau rajut dan menjelma.....
dia adalah titipan tuhan untukmu
hingar-bingarkan keheningan
wujudnya adalah sutra putih
yang akan kau lukis
dengan warna-warnamu
ada hitam, putih, merah jua jingga
berikan dia cahaya ddalam kegelapan
siramlah bara yang membakarnya
dekap dia erat kala dia menggigil
kesepianya adalah tngismu yang harus kau tebus...
dengan canda tawa dan bahagia
hadirkan nyanyian kidung kasih senantiasa...dia akan terlelap dalam boboknya yang pulas itulah kebahagiaan yang aku iri melihatnya


Anggun
Rasakan Lembutnya Yang Teraba
Pejamkan Matamu Hembuskan Nafas Itu
Disisi Itu Kau Dapatkan
Jingga Meremang Dan Hangat
Sentuhanya Adalah Pangeran
Belaiaanya Meresap Dalam Birahi
Hanguskan Segala Kebencian
Terus Telusuri Dada Perkasanya
Hingga Kau Raih Sisi Itu
Hembuskan Lirih Rintihan Itu
Dia Akan Terpesona
Disisi Itu Dia Akan Terjatuh
Menari-Menari Dan Menari Gemulai
Sisi Itu Adalah Cintamu
Dan Mulailah Terbang.........

Mimpi HB Jassin
Aku bermimpi puteri Cina
Mau mengajaknya jalan-jalan
Tapi ibunya menjaganya, menjaganya dengan ketat

Dia rindu kepada Lian,
Dia terpekik menyambut aku
Tidak mengira aku cinta padanya
Aku bekerja, bekerja, bekerja
Habibie senang tersenyum
Senang tersenyum melihat aku bekerja

Buku-buku dicetak,
Buku-buku baru dan cetak ulang
Buku-bukuku dicetak
Banyak, banyak sekali

Aku salat, salat Tahajud,
Subuh, Lohor, Asar, Maghrib dan Isa,
Aku salat sanah tiap salat wajib
Dan mengirim doa kepada kedua orang tuaku,
Kepada Hamka dan kawan-kawanku
Subagio Sastrowardojo dan lain-lain

Hidupku hidup nyata dan impian
Tak dapat kubedakan mana yang nyata mana impian
keduanya sama dalam hidupku

Aku berdoa: Ya Allah,
Bukakanlah hati semua orang
Bukakan hatinya menerima Al-Quran Berwajah Puisi
Dan menyebarkannya keseluruh penjuru

Tak dapat aku bedaskan pengalaman nyata,
impian dan harapan
Aku membaca, bacaanku pun menjadi nyata
Aku terbang ke istana Harun Alrasyid,
Melihat Hikayat Seribu satu Malam

Pagi-pagi ku baca koran,
Berita-berita terlukis di mata
Waktu tidur berita menjadi nyata
Bercampur baur peristiwa dan impian
Apa yang masuk dan keluar benakku
Keduanya mempunyai nilai yang sama
Benakku sungguh luar biasa
Apa yang keluar dari benak Taufik Ismail, Hamid Jabbar,
dan Sutardji Calzoum Bachri, menjadi bagian dari benakku
Alangkah besar alangkah Agung Tuhanku!

Aku ingin

..aku ingin
mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan,
kayu kepada api yang menjadikannya abu...
..aku ingin
mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang membuatnya tiada...
2003

Mengaji sunyi

Kalam-kalam romansa
hidup bersama tahta abadi...
hanya melukis wajahmu yang aku bisa...
dalam sunyi yang sendiri,
temani harap yang begitu saja
terbuang,
bersama sisa-sisa waktu yang akan memisahkan
kita..nanti
Semoga sunyimu pun bersamaku...
seperti sunyiku yang selalu bersamamu.
HARAP
Berjaga padamukah lampu-lampu ini, cintaku
yang memandang tak teduh lagi padamu
Gedung-gedung memutih memanjang
membisu menghilang dari sajakku

Tapi kita masih bisa mencinta, jangan menagis
Tapi kita masih bisa menunggu. Raja-raja akanlewat
dan zaman-zaman akan lewat
Sementara kita tegak menghancur 1000 kiamat

Sebuah Tempat
Gerimis itu telah menghapus jejaknya yang tertinggal didalam Lumpur
?dia telah pergi, tak satupun dari kita tau kemana dia?
pohon-pohon akasia di tepi jalan
orang-orang yang lalu lalang
pasar-pasar malam
tak ada yang pernah menyapanya didalam ingatan

?hiduplah, untuk seratus tahun lagi
mencintalah untuk seratus tahun lagi?

sore itu, seperti biasa orang-orang lalu lalang, dibawah deretan akasia di tepi jalan
pasar-pasar malam adalah tujuan kehidupan
nikmati saja apa yang disuguhkan disana.

Lantas gerimis itu datang tanpa diundang
Ya, walau gerimis tapi cukup membuat kacau pasar malam
Semua berteduh
Dibawah pohon akasia semua orang merentang jalan kehidupanya masing-masing
Pasar malam sepi
Jalan-jalan lengang

Semua orang mencari perlindungan
Sebatang akasia tua
Bukanlah tujuan hidup manusia
Hanya sesaat memberikan keteduhan dari terpaan air
Gerimis telah menghapus jejak yang tertinggal didalam Lumpur
Pasar malam pasar sepi
Jalan-jalan lengang ditengah boulevard akasia
Tak ada seorangpun yang mau membaca ritusnya disana
?air naik setinggi rumah, orang-orang, mobil-mobil, kasur, kayu, beha, manusia bahkan rumah juga dibawa oleh gerimis sedu sedan itu?
lantas tak ada yang tersisa

tak ada komidi putar atau badut yang sedang beraksi disana, pulanglah!
?gerimis benar-benar telah menghapus semuanya?

?hiduplah, untuk seratus tahun lagi
mencintalah untuk seratus tahun lagi?

Jalan akasia yang dipenuhi luka-luka
bukanlah tujuan manusia
pasar malam pasar tragedi
tempat yang indah untuk mati

gerimis jatuh lagi
sekarang semuanya benar-benar pergi


Sekolahku, in memoriam
Sekolahku habis terbakar amarah
Genteng-genteng berjatuhan ke lantai yang tersiram darah
Sekolahku membara
Halaman-halaman dari kitab tua berhamburan ke halaman
Sekolahku tinggal kenangan

Semua habis dilalap si jago merah
Sebuah peta ikut musnah, musnahlah sebuah peradaban
Poster pala pahlawan menatap kosong kepada bilur-bilur merah yang menjilat sejarah
Di dinding, mereka syahid untuk yang kedua kalinya.
Sekolahku hangus
Poster presidenku juga hangus

Maka di halaman kami semua meratap pada nisan kenangan peradaban lama
Sambil membawa karangan bunga,
“di pita hitam ku tatah nama sebuah sekolah, sebuah institusi yang di bunuh mati. Sebuah rahim yang di congkel aborsi,”
lantas kami kibarkan bendera setengah tiang.

Sekolahku sekarang tinggal kenangan
“kami adalah janin yang mati tepat ketika ibu hendak melahirkan seorang bayi”
dan kami semua merupakan manusia-manusia setengah jadi. Ataupun jadi-jadian

Mahluk-mahluk jadi-jadian sekarang sedang menatap pada kenangan peradaban lama
Dibentangkannya sebuah spanduk yang berisikan slogan-slogan hambar (yang kami pelajari di dekolah kami dulu).
Sebuah poster besar bergambar sebuah sekolah yang terbakar
“Selamat istirahat yang tenang sekolahku. Kami iklaskan diri kami menjadi mahluk peragu. Sampaikan salam kami kepada Bapa di sorga. Bahwa banyak diantara kami memilin dan memintalnya menjadi sebuah jalan. Naik ke gunung atau sekedar menjadi mata-mata. Atau malah jadi tentara. Sampaikan wahai sekolah.” Bisik ketua kelas yang mewakili kami pada pidato sebuah reuni.

Kelak ketika kita semua benar-benar tak lagi bisa mendengar
Mata rabun dan melihat samar
Tubuh bungkuk dan selalu bersandar
Kita akan lihat sekolah kita bangkit dari kubur, sambil memanggul kayu salib.melintasi jalan-jalan interogasi.

Sekolahku sudah habis terbakar
Sekarang tinggal puing-puing dendam

Djk, 21 April 2005

Tentang Matanya
aku tertarik pada matanya
matanya tidak teduh
tapi tidak berbeda dengan gurat tegas surya senja yang merah-jingga
memberikan batas tegas siang dan malam

senja adalah ketakutan buatku
karena senja menusuk tajam waktu
dan melukai langit biru
aku tertarik pada matanya
matanya tidak teduh
tapi tidak berbeda dengan gurat tegas surya senja yang merah-jingga
memberikan batas tegas siang dan malam

senja adalah ketakutan buatku
karena senja menusuk tajam waktu
dan melukai langit biru

------------
bait ke 2 kok kayaknya keluar dari judul, kenapa?atau hanya penglihatanku saja?
ada beberapa yang rancu dari analogi sampeyan, kesannya malah seperti bertentangan :
matanya tidak teduh
tapi tidak berbeda dengan gurat tegas surya
dan
senja adalah ketakutan buatku
terus bagaimana kalimat2 itu menjelaskan baris pertamanya?
atau sampeyan memang sedang bercerita tentang kerancuan itu?
tapi secara umum, puisinya bagus

AKU MUAK KAU MASIH JUGA BISU
Wajah mereka lugu
Tak juga sadar akan dirinya
Bangunlah dari mimpimu dindaku
Sadarlah kalian sedang ditindas…!!!

Kau lahir untuk obsesimu,,,
Lantas kenapa kau masih juga memikul obsesi orang lain???
Apakah karena mereka DOKTOR…??? Sekalipun DIKTATOR tak bermutu.???

Belajarlah untuk berkata dengan katamu sendiri…!!!
Belajarlah untuk bertanya dengan pertangyaanmu sendiri
Bukan dengan kata-kata dan pertanyaan orang lain…!!!

0Ch@ -Sedang Jenuh-

SIKAP
Maumu Mulutmu Bicara terus…
Tapi tuli telingamu tak mau mendengar
Maumu,,aku ini jadi pendengar terus… bisu
Kamu memang punya tank, tapi salah besar jika karena itu aku lantas diam

Akan kukabarkan pada semua mahluk
Bahwa sepanjang umurku telah kukubur rasa takut di tumitku
Dan kuhabiskan hidupku untuk menentangamu HAI PECUNDANG

GAMANG
Tak kurasakan lagi keajaiban itu…
Kemana perginya rasa itu?
Mungkikah terkubur bersama letih yang kau titipkan?
Ataukah terbang bersama
Gunda yang kau sematkan…

Entahlah tapi kini aku benar tak tau.
Kemana perginya rasa itu

SEBUAH PENGAKUAN

Setiap detik yang terwujud dalam bingkai perbuatan
Meninggalkan setitik harap
Kiranya ada bahagia yang sinngah di jiwa
Yang melihat, menyaksikan dan merasakan lakuan diri,

Namun terkadang keadaan tak bersahabat
Kenyataaan tak pilah dalam menyepa
Sehingga kebenaran sekalipun terpaksa datang tanpa pilihan
mampu menyilamkan paham dan pengertian kita pada suatu hal
yang tidak akan berubah arti jika dibahasakan, pun jika tak dikatakan

Suatau hal yang didalamnya akan terpenuhkan seribu mimpi
Tentang kebahagiaan, tentang kedamaian, dan tentang kebersamaan.
Suatu hal kebenarannya hadir hanya menunggu hati kita
untuk mengeja dan mengakuinya.

Suatu hal yang terdalam, meski nyata tak sesuai harapan
Meski ada rasa bersalah, meski ada tangis, meski ada luka.
Tapi yakinlah ada kebahagiaan sebagai penawarnya.

Waktu akan menjahit rapat sayatak kisah kita,
waktu akan meyimpan semuanya
Dan waktu pula yang akan membuat kita tertawa lepas dan bebas
Hingga kisah itu terlupa.

Aku tak bias untuk harapan kaka,
tapi aku ada untuk menjadi bagian lain.
Dan dalam hidup kakak
panggil aku jiak kakak membutuhkanku
jika waktu dan kesempatan berbalik melepasku
aku pasti datang untuk panggilan itu
“maafkan saya kak”-terimakasih untuk segalanya”

From : Nhay
Makassar,14juni09



LANJUTAN
Aku tidak tau mengapa dalam senyum ini air mata jatuh
Yang kusa dari aku gagal menjadi ruang tempat kehakikian rasa itu tertampung
Yang kumengerti aku harus terima waktu ini terlewat tanpa akan kembali
Yang kutaklu, aku merasa ada damai bagaimanapun nyatanya dan yang kuminta, yang kuharap, yang ku do’a.
Untuk dia yang menitipkan rasanya, untuk dia yang menyandarkan harapnya pada diri yang terlanjur hampa dan beku ini. Di waktu kemarin, hari ini, esok sampai entah kapan. Kiranya dihampirkan padanya kekuatan, kedamaian dan kebahagiaan, karena bahagianya adalah mimpiku, sebab ketika terus ada risau yang menyakitinya, terus ada sepi hampa dan kesendirian yang menyiksanya. Aku tak akan pernah memaafkan diriku “tidaka akan berubah keadaan seseorang kecuali dia sendiri yang mengubahnya
Waktu akan mengentarmu berjalan keyakinan dan perjuangan akan memapamu kepada akhir sebuah pencarian “kau pasti menemukannya” diatas rasa tersanjungku ada penghargaan dan penghormatan unrtukmu yang yang tak bias dirangkum kata. Takzimku dengan kasih….
Makassar 14 Juni 09

0 komentar: